Salah satu sosok penggemar motocross grasstrack Indonesia, yang setia tampil berpartisipasi mensuport, hampir di setiap kejuaraan bergengsi bertaraf nasional.
Ihwal bentuk simpati dan Kepedulian terhadap perkembangan motocross grasstrack di Indonesia, owner cigarette Boss Mild Group itu, loyalitasnya tanpa batas, untuk cabor otomotif yang terus diminati oleh semua kalangan itu.
Baik dalam menciptakan suasana team yang harmonis, up date teknologi, sampai up date kuda besi.
Bahkan, untuk menciptakan tolak ukur kompetisi mendekati limit, H. Ali Hudi Manager Rizqy Motorsport, mendaulat empat engine builder.
Untuk menangani unit special engine 65 cc, 85 cc, 125 cc, 250 cc, 450 cc, termasuk bebek dan sport, basic gacoan grasstrack.
Dengan kondisi performa kuda besi yang serba prima ini, secara tak langsung, penggemar sport car brand Europe itu, sukses berkontribusi menyajikan kejuaraan motocross grasstrack lebih kompetitif.
Pasalnya, skema Managerial Profesional ini, kental pengaruhi gaya balap para petarung Rizqy Motorsport, lebih berkelas saat bertandang di Kejurnas GTX MX Kasal Cup JC Supertrack, Lamongan (2-3/9).
Seperti nama Rubin Caesar, Mamo SS, Lantian Juan, Desmont Jonathan, M. Raditya, Damara, Nakami Vidi Makarim dan Lewis Stewart.
Hampir seluruh petarung Rizqy Motorsport itu, di setiap laga berada di koloni terdepan, dengan aksi berkelas juga dramatis.
Dan keseriusan H. Rokhmawan ini, memang pantas terbayar oleh dominasi podium para petarungnya, bahkan juga ada yang berkesempatan menyabet juara umum.
Seperti penampilan Lewis Stewart crosser Ausie, yang kini aktif berlaga di kelas MX1, di setiap bergulirnya kejuaraan motocross dan grasstrack di Indonesia.
Skenario senyap H. Rokhmawan, mengatrol kapasitas bertarung crosser grade teratas ini, mulai menunjukan pengaruh besar.
Kelas MX1 jadi makin aktif dibuka, sejak kehadiran Lewis Stewart.
Ditambah lagi, dari sisi muatan entertaint, paling menghibur !
Efek dominonya, penjenjangan MX2 mulai berjalan, kental berdampak pada makin atraktifnya kompetisi di MX2.
Tak lagi ada istilah jawara ! Setelah penyandang gelar juara di kelas bergengsi itu, didominasi wajah baru.
Demikian petarung MX125 jadi tak terbebani dengan nama-nama petarung senior yang lama di MX2.
Mengingat kandidat kuat di kelas ini ada Desmont Jonathan dan M. Raditya.
Sementara, pusaran MX85 yang makin tinggi, serta torehan akumulasi point yang rapat, membuat kelas ini, sangat disayangkan ketika dilewatkan.
Emosi, memuji dan berandai-andai, untuk bisa meminang petarung-petarung belia potensial ini, selalu menjadi perbincangan hangat dibalik pagar BRC.
Dari owner MX Team, Manager sampai instruktur sebelah.
Seperti perseteruan M. Athar, M. Raditya, Haikal dan Elvaro, yang terus saling mengudak klasemen akumulasi point-nya.
Tak terkecuali kelas MX65, regenerasi dan quota crosser yang berlaga, cukup pesat perkembanganya.
Disaat berada di puncak performa ini, tahun depan Jetnoko petarung Rizqy Motorsport, dihadapkan oleh pembatasan usia.
Dan tahun depan naik di kelas MX85, sebagai tandem M. Raditya.
Termasuk di kompetisi grasstrack, Rizqy Motorsport, lagi-lagi menjadi biangnya !
Formasi engine builder dan tracker yang telah menemukan chemistry lama, tetap tak terkejar.
Rubin Caesar, Lantian Juan dan Mamo SS, menjadi aktor makin panasnya kompetisi di kelas ini.
Sampai berita ini diturunkan, petarung Rizqy Motorsport di segmen grasstrack dan motocross, tetap menjadi tolak ukurnya. skg