Ketika meninjau sirkuit Bima Sakti, Dayu Rejo, Pasuruan terbilang kaya akan fitur. Secara geografis memungkinkan untuk dibentuk setara dengan variabel trek event kejurda maupun nasional.
Sebab, dari basicnya kontur tanah vulkanik bebatuan seputaran lokasi sirkuit Bima Sakti, Dayu Rejo, Pasuruan sudah berbentuk curam dan datar. Praktis, untuk layout trek dbentuk yang paling tepat, khususnya bagian yang dinilai paling sulit. Kalau menantang itu sih pasti.
Sesuai dengan sistem kejuaraan, maka simulasi latihan kali ini merujuk ke sistem beregu dan single. Sesuai dengan yang diberitakan sejak awal, bahwa Galena, Donkas dan Zebra Lestari adalah tim asal Jatim yang setia dan aktif membela nama Jatim.
Maka, rasional ketika tiga tim off road papan atas asal Jatim ini, sama-sama saling melengkapi kekuatan, sebagai persiapan di kejuaraan beregu. Tampil keren sekaligus beringas, saat Doni, Kevin dan Wisnu beraksi di simulasi kejuaraan beregu.
Ketiganya saling memberi motivasi, intip kekuatan dan pastinya sama-sama full throttle. Aksi pemilihan racing line yang efektif dan penerapan turning radius berikut semburan power, menjadi menu utama di trek yang memiliki panjang kisaran 750 meter.
Memang dari sisi gacoan terkesan ringan menghela setiap variabel trek. Mengingat, V8 LQ pacuan Kevin Galena, V8 3UZ gacoan Doni Galena Donkas dan Cheroke Wisnu Garage Lestari, dipersiapkan untuk menghadapi even yang digelar oleh IMI dan IOF bertaraf nasional.
Tak main-main kelas yang diikuti terbilang, berada di status para raja, yaitu G3 dan G4. Sehingga, dalam tahap latihan pun, performa mesin digeber hingga peak.
Dari masing-masing driver young guns Jatim, memiliki karakter berbeda. Kalau Doni cenderung mengumbar power mesin, dengan racing line yang dipangkasnya tipis. Menurutnya sudah menjadi tuntutan dan gaya driver off road nasional, konsekuensinya memang racing line cenderung di sisi dalam.
Kalau Wisnu berusaha mengoptimalkan traksi roda depan belakang. Distribusi power mesin ke roda dijaganya serius, sehingga minim terjadi jumping. Dan dianggapnya lebih mengiris catatan waktu.
Sedang Kevin dominan bermain di RPM atas, hampir sama dengan gaya bawaan Doni. Sehingga, lebih membutuhkan akurasi manuver dan cut braking lebih proporsional.
Sisi lain, kesigapan memainkan transfer case gear hi - low, sehubungan dengan desain sirkuit yang diaplikasi. Sebab, beberapa trek memungkinkan untuk full throttle, tapi di beberapa titik juga ada turunan curam bikinan dan trek A Simetris, yang butuh kawalan mode transfer case gear low.
Dengan demikian, antara driver off road, pit crew dan mekanik, lebih terjalin komunikasi yang intens. Sebab, kesigapan memindah transfer case gaer hi atau low, juga berkaitan dengan sistem mekanis transmisi, yang dalam hal ini lebih dipahami oleh mekanik.
Soal traksi, ketiganya driver off road young guns ini juga lagi menguji performa Delium Tyre dan Simex Extreme. Sampai sejauh ini, menurut Doni, Kevin dan Wisnu performanya berimbang.
Terkecuali tipikal trek batu kapur, seperti di trek Semanding, Tubang jujur kita belum mengujinya. “Tapi, kalau hanya vulkanik dan bebatuan, performanya hampir sebanding, ”kompak mereka. teks - foto : collins