Judul diatas memang pantas, sebab di belakangnya ada nama Adi Plentiz rider kawak drag bike, yang telah lama malang melintang di dunia drag bike tanah air.
Jam terbang Adi sapaanya, yang dulu tenar dengan gaya membawa bebek 2 tak 116 cc dan sport 2 tak 140 cc, tapi sekarang Adi telah berekspansi ke jalur 4 tak.
Belajar mesin 4 tak terbilang cukup lama, disaat Adi mulai sering absen di laga drag bike di 2013.
Ketika absen, bukanya Adi meninggalkan otomotif, tapi justru Adi terobsesi menjadi tuner dan mengembangkan workshop yang dibangun atas suport keluarga orang tua.
Saat itu, Adi lebih tertarik belajar mendalami soal up grade performa mesin dan up date teknologi terbaru.
Memang pertama kali belajar dengan 2 tak, tapi sejak memasuki di 2015, sport 4 tak diatas 200 cc, mulai booming di Trenggalek.
Atas dasar itu Adi memutuskan terbang ke Magelang, menyelami ilmu korek mengorek mesin 4 tak di padepokan Pak Han.
Hampir 2 tahun Adi mesti bola balik Trenggalek – Magelang, hingga hasil karya korekan Adi mulai diperhitungkan di zona plat AE dan AG.
Selama mendalami mesin 4 tak, Adi banyak menemukan formula baru.
Seperti custom as kruk, merubah sudut liner, subtitusi rumah kopling, sampai kanibalan driven gear camshaft.
Menurutnya Adi, banyak dan dominan berpengaruh, terhadap speed dari akselerasi, gasingan tengah dan atas.
Sinkron dengan pembuktian saat sesi seting speed. Di trek 402 meter bisa menembus catatan waktu 13 detik, versi stopwatch android rangkap 3.
Untuk membekukan best time 13 detik, dengan sport berkapasitas 250 cc, bukanlah waktu yang singkat.
Sebab, cukup banyak revisi dan improve yang terus diadopsi, di setiap progress terbaru Adi yang identik mengaplikasi pengapian Tiger sistem AC di setiap korekan sport 4 taknya.
Untuk pilihan karbu, Adi termasuk setia. Tipe karbu yang sempat membawanya jaya saat berjuang di sport 2 tak 140 cc, dipakainya yaitu tipe Keihin PJ 34 mm.
Makin spesial, dari pengaruh workshopnya yang selalu dibanjiri sport 4 tak, Adi akhirnya mendapat pencerahan, untuk mengembangkan ke produksi Knalpot tipe Free Flow.
Atraktifnya dan dinamisnya, Adi ini yang sukses menyemangati saudagar dan juragan yang dulu sempat mengawalnya saat aktif berlaga di drag bike.
Salah satunya pemilik Pertokoan Aloha di Trenggalek yang mengelola bisnis bahan pokok makanan, hingga kebutuhan cengkeh.
Juga ada Pak Jalu juragan tebu paling tenar di Trenggale dan Pak Bonto kontraktor asal Trenggalek yang hobi otomotif sejak belia.
Kabar baik ini pula, yang memastikan Adi Plentiz di 2021 misal event drag bike, kembali digelar, Adi siap aktif berlaga.
“Tapi, sejatinya saya ingin mengkader untuk regenerasi rider-rider belia lokal, ”semangat Adi.
Selain kelas-kelas bebek dan sport 4 tak, pastinya bebek 2 tak dan sport 2 tak, akan menjadi nostalgia bagi rider papan atas itu. teks - foto : skg/ap