Kalau nama Boyrenx Racing Factory, identik dengan dunia bubut, colter, stroke, bore up, sekrap, over size katup, merubah sudut katup, sampai ngesok baut aus, tapi belakangan ini ada penampakan yang beda, di basecamp Boyrenx seputaran Kendangsari Gg. SD Inpres, Surabaya.
Itu lantaran Boy sapaanya, kembali membuka lembaran history lama di 28 tahun silam, saat hobi bersepeda. Persis dengan yang terjadi dan booming saat ini, yaitu sepeda model mini track.
Jenis sepeda custom berbasic sepeda mini, ditopang tapak kaki 20”, dengan group set level sultan, spesial dipacu untuk kecepatan sekelas road bike.
Mini track racikan Boy hasil kombinasi mini track 1992. Mengalami up grade dan pembenahan lebih extreme. Sebab, fork depan terhitung replacement untuk konsumsi tapak kaki 20”.
Termasuk swing arm, pertimbangan satu rangkaian dengan frame, maka spesial di bagian ini bisanya dicustom. Dengan profil frame kotak, lebih panjang.
Kerenya lagi, setingan tensioner rantai custom, hasil kreasi workshopnya.
“Sengaja saya terapkan demikian, apa yang bisa dibuat dan dibentuk dari workshop, pasti saya buat dan desain paling ciamik, ”promo Boy.
Lebih lanjut, dari makin besarnya tapak kaki ini, model mini track racikan Boy kental memiliki roh hybrid di levelnya. Sebab, kental dengan memaksimalkan efisiensi porsi fisik penggunanya.
Bicara groupset, dimanfaatkan Boy untuk mempertegas tampilan detailing. Kalau paham level dan tipe groupset, pasti manggut. Racikan demikian sukses mengangkat grade atau leval mini track racikan Boy, tampil lebih premium, dibanding style mini track saat di 1992.
Pilar utama sekaligus sebagai ciri khas sepeda yang memiliki kelas berbeda, tersaji pada pemakaian crankset. Pada bagian ini, Boy mencangkok produk Shimano Dura Ace, biasa dipakai road bike dengan harga Rp. 25 jutaan.
Crankset level ini, lebih sehat untuk peredaran darah dan tulang. Sebab, lebarnya pas dan sesuai anatomi postur kaki. Jadi tak terlalu lebar dan sempit.
Bisa diuji coba dan dibedakan, dengan setelah mengayuh crankset regular. “Setelah turun dari sepeda dan jalan kaki, pasti paha lebih membuka, sebagai ciri khas pemakaian crankset yang salah, ”nilai Boy.
Selebihnya, crankset Shimano Dura Ace, memiliki gaya inertia lebih bagus. Jadi, kebalikan gaya sentrifugal ya. “Bobot lebih tersentral di tengah. Kalau diibaratkan mesin, cocok mengejar RPM tinggi, ”senyum Boy.
Untuk riding style, 11-12 dengan road bike. Hasil paduan setir mini medium dan headstem variatif. Panjang pendeknya bisa diatur dan diseting sesuai postur pembelinya.
Perangkat tuas rem, memakai Shimano Tektro ada pula yang memakai tipe Sora. Dipadu caliper brake Shimano Ultegra, biasa menjadi groupset road bike Rp. 25 juta keatas. Selain memiliki mekanikal yang simpel dan balans, jenis bahan lebih ringan tapi kuat.
Kerenya tromol mengaplikasi jenis carbon, dengan susunan jeruji A-Simetris seperti special engine. Fungsinya tak sekedar menopang velg dan ban yang dipinang dari produk CST. Fungsi lain juga menjadi absorber, tapi prosentasenya relatif kecil.
Aplikasi tromol jenis ini jadi tak hanya sekedar menjual tampang. Melainkan sebagai konsekuensi kecilnya pemakaian profil ban. Saat menghajar trek bumpy atau aspal berpori, masih tetap dapat absorber.
“Rambatan vibra ke setir, sukses diminimalisir dan tak ngilu di tapak tangan, ”terang Boy yang biasa mengunggah aktifitasnya di youtube chanel Nurhidayatullah itu.
Sisi lain, sebagai penunjang kenyamanan, sadel memakai produk Selle Royal, biasa dipakai di MTB XC harga Rp. 7,5 juta sebagai Original Equipment Manufactured.
Sadel tipe ini dipercaya Boy, pantat tak mudah panas dan tulang belakang relatif tereduksi dari vibra. Sebab, dielngkapi fitur adjustable untuk mendapatkan posisi riding yang paling nyaman.
Pelengkapnya, bottle cage memakai Topeak adjustable. “Sehingga, dalam keadaan darurat, berbagai ukuran botol suplemen yang ada di modern market tetap bisa diselipkan, ”jeli Boy.
Untuk bandrol mini track premium ini, Boy mematok dengan harga paling rendah di Rp. 6 jutaan. Dan naiknya harga, relatif dipengaruhi pemakaian groupset. Sebab, makin kesini mulai banyak yang meminang groupset Sram dan XTR. “Tetap fleksibel mengikuti bajet, khususnya penghobi novice, ”lontar Boy.
Tapi, saya nilai itu alami. “Semakin tinggi jam terbang penghobi, pasti paham akan arti dan manfaat groupset, ketika dibandingkan biaya rumah sakit, monggo dikalkulasi, ”wejang Boy.
Jadi, jangan disamakan dengan otomotif ya. Kalau menyusut bobot fly wheel magnet sampai 600 gram cukup Rp. 50 ribu, main bubut. “Tapi, kalau menyusut bobot sepeda, pingin turun 100 gram saja, bisa tembus Rp. 15 juta, tapi bagi yang paham saja, ”canda Boy mengilustrasikan.
Bagi penghobi sepeda yang paham, geometri dan groupset mini track racikan Boy, memang setara factory. Di segmen ini Boy berusaha menjual kualitas dan performa.
Maka, pantas distribusi market mini track Boy mampu menembus wilayah Grobogan, Sragen, Purworejo, Singaraja, Jember, Sidoarjo, Gresik, termasuk mendominasi di Surabaya. teks - foto : skg
Boyrenx Mini Track
Kendangsari Gg. SD. Inpres, Surabaya
Call center : 0858 4349 0755 - 0822 3059 4772