Langkah aspiratif kental beraroma sosialisasi menyambut bergulirnya supermoto di Jatim, terus disikapi oleh beberapa pelakunya. Tak sekedar menjadi peseserta, tapi belakangan ini, “diam-diam” mulai melangsungkan konsolidasi rapat kabinet Wadah Komunitas Supermoto Jatim (WKSJ).
Elemen yang terlibat didalamnya beragam dan atraktif, sampai saat ini ada JGM, SMI dan Krakers, ini pentingnya menyusun kabinet. Setiap komunitas berhak menyampaikan pendapat untuk pengembangan supermoto, agar bisa diterima dan dikembangkan.
Semua pendapat langsung dipresentasikan bersama di café Berryl, juga pelaku supermoto yang ingin terjadinya perkembangan. Mengingat, tahun ini adalah tahun ke 8 sejak pertama digelar oleh Frangky Laurent di 2011.
Selain itu, hadirnya beberapa even supermoto dan trial game asphalt yang dikemas profesional di Jatim, juga menjadi motivasi untuk mengembangkan supermoto lebih berkualitas.
Bahkan di salah satu even balap nasional yang rencana digelar akhir 2019 ini di sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya, WKSJ mencoba nego untuk membuka supporting class. Tapi, sampai berita ini diturunkan, belum ada jawaban final dari pihak penyelenggara balap.
Supporting class ini, rencananya memperebutkan piala Ketua IMI Jatim Bambang Haribowo, sebagai induk dan pengurus kegiatan otomotif di Jatim. Bambang, mendukung sepenuhnya WKSJ.
Sebab, dengan melibatkan komunitas didalamnya, saya yakin akan terpola secara struktural pesan safety riding ke komunitas yang lain. “Bentuk sportifitas dan aktualisasi hobi supermot, memang dibenarkan kalau pada tempatnya, yakni sirkuit, ”tegas Bambang.
![](/images/upload/102019/wks1.jpg)
Beda lagi dengan Supermoto Day, yang rencana digelar bertepatan dengan hari Pahlawan 10 November 2019 di sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya. Juga akan dibuka kelas komunitas, yang kemungkinan ada kelas baru, sesuai dengan kategori dan kapasitas rider yang mengikuti.
Dengan skenario, seluruh pembalap supermoto mengambil check point di Tugu Pahlawan, Surabaya, untuk ramah tamah, mengheningkan cipta dan berdoa. Lanjut dengan memakai pengawalan dari Satlantas, rolling thunder menuju ke sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Khusus di kelas komunitas, sesuai dengan nama-nama rider yang dihimpun dan telah dikoordinasi WKSJ, hingga saat ini masih terkumpul 19 peserta atau rider, dari tarjet 24 rider. Berikut adalah nama-nama rider sekaligus yang mensuport terbentuknya WKSJ ;
- Eko Aries Putra / CRF150
- Joss wiguna / CRF 250
- Abah Waluyo / KTM 250
- Yanto Dewo / Viar 250
- Slamet Biuz / KXF 250
- Kung Budi / KTM 450
- Berry DJ / KXF 450
- Alfian / CRF 250
- M Romli / CRF 150
- Sam Bubut / CRF150
- Roni 31 / KTM 450
- H Imron / KLX150
- Mr X-AUTOMEGA /KLX150
- Abah Momo / KLX 150
- Jeanny H / CRF150
- H. Syafik / KLX 150
- Aldy Putra / KLX 150
- Ariyanto / KLX 150
- Afif Baturace / KLX 150
Jadi masih ada 5 slot bagi rider berlatar belakang komunitas, misal ingin menguji nyalinya di sirkuit. Besar harapan kami, kegiatan ini bisa diikuti oleh semua mania supermoto di Surabaya dan sekitarnya. “Sebab, di momen ini akan kita jadikan sebagai hari jadi atau soft launching WKSJ, ”kata Eko Budi Sentosa.
Agar semua komunitas bisa mendalami supermoto lebih detail dan benar. “Sebab, di hari itu juga kita akan gelar coaching clinic, hingga komposisi pemilihan profil ban yang tepat, dengan para pelakunya langsung dan tim teknis WKSJ, ”terang Eko.
Lebih penting lagi, lewat media supermoto ini, bisa menjadi ajang komunikasi antar komunitas penggemar supermoto, termasuk komunitas lain meskipun tak memiliki DNA supermoto.
Dalam waktu dekat ini juga kita akan rumuskan kelas touring, bebek, matic dan sport. “Sebab, secara tampilan dan spesifikasi kaki-kakinya mulai mengarah ke supermoto dan harus tetap menggunakan top box atau side box, sesuai dengan fungsinya, ”tambah Deni Pete berusaha menawarkan dalam pengembangan supermoto. teks - foto : deni/enea