Pertama kali meluncur di pasaran banyak sekali prediksi beragam, dengan munculnya bebek bermesin tegak dari line up Honda. Power weight to ratio yang kental ditawarkan. Diklaim sebagai bebek paling sporty, baik tampilan sampai performa mesinya.
Em tak salah lagi, di kompetisi road race mulai banyak yang mengaplikasi. Tandem dengan Sonic 150 model ayam jago, GTR 150 dibekali geometri yang pas buat manuver di pasar krempyeng, eh pasar senggol. Tapi, soal engine brake mekanik mesti merombak ulang diameter dan jumlah lubang plunger daleman sok.
Euforia GTR 150 dipakai kebutuhan racing, giliran sekarang mulai merambah di daily use, tapi di segmen speed freaks 2wheel. Adalah William Sanjaya pemilik GTR 150, yang ingin mendapatkan performa bengis menu daily use. “Bahkan requestnya mulai merambah untuk menu touring juga,”kata Amin tuner RAT Motosport, di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Iya lajang cerdas nan piawai over houl mesin Fuel injection itu didaulat oleh William, soal up grade mesin GTR 150. Amin juga salah satu murid RAT Motosport yang berprestasi.
Estimasi modifikasi mesin, utama ada di nilai kapasitas mesin. Blok silinder dan piston digantikan BRT, keunggulan blok silinder dilapis ceramic dan piston menganut desain forged. “Pada point ini saja tingkat gesekan super minimalis, atas bawah dijamin enteng, ”promo Amin.
Hasil request untuk menu touring, posisi TDC dibuat tenggelam 0,8 mm dari bibir silinder. Hasil akumulasi sisa volume ruang bakar, disebutkan menghasilkan perbandingan kompresi 12,5 : 1. “Pas sebagai bekal menghajar stroke 58 mm, saat menghela gasingan tengah atas, ”terang Amin yang masih mempertahankan perangkat kopling OEM.
Perangkat silinder cop kali ini dibiarkan standar, baik desain ruang bakar, perangkat katup dan camsahaft. Terkecuali lubang intake dan exhaust, dirombak sebagai kebutuhan melayani spesifikasi throttle body dan knalpot yang diaplikasi.
Sebab, saat ini throttle body dipinjam dari XR1 dengan inlet 34 mm dari standarnya 28 mm. Porting intake dibuat tirus, depan besar tengah ke dalam mengecil, berkonfigurasi 34 mm - 32 mm - 30 mm. Demikian lubang buang, mengikuti ukuran leher knalpot yang dikawal produk Pro Liner.
Sebagai pengatur kebutuhan suplai Pertamax Turbo, ECU yang memakai BRT Juken 5 Pro, diremap ulang. Hasil final seting terbaik, flow rate berada di 180 cc - 200 cc/minute. Dari hasil pengujian mesin dynotest, menunjukan nilai HP GTR yang sekarang menjadi 186 cc ini tembus 29,5 HP, dengan pencapaian torsi maksimal 23,5 N/m. teks - foto : enea