Raden Tinton Wijaya penguasa sport 4 tak kelas berat special 1200 meter, kembali menyapa komunitas Herex 1200 meter. Kali ini Raden Tinton memamerkan maha karya terbarunya, berbasic Honda GL Pro. Dengan kubikasi mesin untuk melayani kelas bebas.
Sayang, hingga saat ini komunitas Herex di tanah air belum banyak komentar, terkait gacoan-gacoan berjuluk Brondong Proyek. Ironisnya, Raden Tinton yang lagi on fire dengan Herex, susah membendung pasionya, untuk meramaikan Herex di tanah air.
Fantastisnya, Raden Tinton lagi menunggu kabar even drag bike 500 meter atau 1200 meter, dengan status resmi yang mulai digelar, untuk mengakomodir komunitas big bike. “Ruang kompetisi saya sepertinya disitu, bukan bermaksud sombong, menu gacoan terbaru saya tak bisa untuk trek 201 meter, ”kata Raden Tinton saat ditemui autonine di homebase Perum Indraprasta, Mojokerto.
Gacoan Raden Tinton macam pelajaran aljabar, makin bertambah makin jaya. Sebab, semua level kompetisi dimilikinya. Termasuk gacoan berbasic GL Pro motif air brush hasil garapan brusher lokal Mojokerto, pacuan Ardian Cemong 43 asli Mojoagung.
Sebelum membahas modifikasi mesin, ada yang layak dicermati soal kepiawaian Raden Tinton merancang struktur bodi dan kaki-kaki. Gacoan yang memakai kedok Sonic RS 125 versi Thailand ini, masih memakai tangki GL Pro custom, bagian belakang dipangkas lebih rendah, sesuai request Cemong untuk mempermudah mengatur postur tubuh saat start.
Untuk rangka, subframe belakang bawaan motor dipotong, berganti dengan profil pipa ringan unsure baja ukuran 1,5 dim. Rombakan bagian ini untuk menggeser beban lebih ke depan, sekaligus menumpas wheelie.
Transfer power mesin juga dibuat singkat, hasil kanibalan swing arm Jupiter Z. Dengan begitu jumlah mata rantai jadi setara bebek, belum lagi setingan final gear kali ini 17-30. Untuk sok depan cangkok Satria F 150 versi karbu, lengkap dengan triple clamp-nya. Sehingga as komstir dipesan custom, mengikuti lingkar dalam bearing komstir triple clamp Satria F.
LONG STROKE DIKAWAL SETANG PISTON VESPA
Kalau modifkasi mesin, dari piston dipinang dari LHK 72 mm. As kruk yang memakai bawaan Mega Pro, bagian big end digeser hingga merujuk pada stroke 80 mm, dikawal setang piston Vespa Sprint dipilih karena panjangnya yang lebih pas mengimbangi stroke 80 mm. Otomatis sisi bawah piston ikut dipangkas, agar saat berada di TMB piston lancar jaya.
Untuk paking memakai bahan almu billet, tapi dicor dengan bagian bawah blok silinder. Ketebalanya terukur 20 mm. Ukuran ketebalan paking dipatok, juga untuk menentukan posisi top piston yang saat ini dirancang tenggelam 1,5 mm.
Sadar trek 1200 meter RPM mesin menembus hingga 14 ribu RPM, maka bahan booring dipilih berkelas ada kandungan hard chrome. Konsekuensinya oli mesin, tak bisa ngawur. Harus ada formula perekat, saat ini pakai Castrol Magnatec, yang telah teruji.
Dan silinder cop, pada ruang bakar dilengkapi squaish 12 derajat. Diterapkan bukan untuk menentukan perbandingan kompresi, melainkan menyelaraskan diameter luar piston. Hasil kalkulasi posisi top piston dan desain ruang bakar, perbandingan kompresi didapat sekitar 10,8 : 1. Suhu mesin relatif terjaga aman dan terhindar dari problem over heat.
Apalagi katup buang saat ini memakai ukuran 31 mm, jelas kian mempermudah melepas gas buang, seiring siklus mesin 4 tak. Bahkan knalpot gawean Gucci Mufler berlabel RG3 di Jl. Centong, Pacet menerapkan ukuran leher 36 mm dan sarangan 50 mm, untuk melayani trek 1200 meter.
Kalau katup masuk 36 mm, berbasis katup mobil. Ukuran katup in, diterapkan dari rumus 50% dari diameter silinder. Pertamax Turbo yang diolah karbu PWK Air Strike 35 mm, makin minim hambatan saat melayani variabel RPM yang disuport CDI dan magnet - fulser standar Tiger yang diinstal sistem AC. Untuk mengawal performa arus listrik di power atas, koil dipilih dari YZ 125 versi 97.
Power super liar kal ini hingga direduksi first reduction gear alias gigi primer 23 mata dan gigi skunder mengaplikasi GL Pro custom. Pada rumah kopling sisi dalam ditambahkan baja. Demikian rumah kopling dirombak untuk mengakomodir 6 lapis kampas kopling GL Pro, dilayani 6 pegas kopling Akutagawa dan diolah gigi rasio Tiger 6 speed.
Hasil pengujian di trek 1200 meter dengan Kawasaki ZX 10R, top speed mahakarya Raden Tinton kali ini, mampu menembus kecepatan 240 KM/Jam. Top speed ini juga atas kontribusi pemakaian NOS, yang mulai diaktifkan di jarak 700 - 750 meter, saat tingkat kevakuman mesin mulai menurun. “Aplikasi NOS juga tak sampai habis, menekan switch hanya berlangsung 4 - 5 detik, ”bisik Cemong. teks - foto : enea