Basis Yamaha RX-King memang masih diklaim terbaik, untuk berbagai segmen para penghobi otomotif.
Seakan tak lekang ditelan jaman, atau era milenial seperti anak jaman now menyebutnya.
Bahkan legend sport 2 tak tanah air itu, terus eksis di dunia otomotif.
Dari pemakaian basic karapan, modifikasi style street racing, hingga restorasi yang 2 tahun belakangan ini menjadi trend setter.
Sudut pandang ini pula yang dimiliki Wisnu Aji ownernya asli Malang.
Hal demikian memang wajar, Wisnu telah lama berkecimpung di dunia otomotif roda 2, jadi paham betul soal endurance, performa, hingga kualitas metalurgi option part mesin-nya.
Dasar itu juga, kendati hobi traveling memburu panorama eksotis di pelosok Jatim, RX-King tetap setia menjadi partnernya, bersama soulmate-nya.
Tapi, setelah dipicu serbuan matic yang biasa "Ngabers", Wisnu tak mau tinggal diam.
Performa mesin diupgrade di level "semi", melalui workshop milenial RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Dari hasil komunikasi, Amin tuner RAT Motorsport, sukses menerjemahkan keinginan Wisnu.
"Tongkrongan standar, tapi performa gahar". Konteks demikian yang merujuk Amin
untuk memodifikasi kompartemen blok silinder sport yang biasa dipakai laga di drag bike 201 meter kelas Sport 2 Tak 140 cc Tune Up itu.
Torehan waktunya kalau di 7 tahun silam bisa menembus 7,9 detik, makin kesini pasti 7,7 detik.
Halah, jadi ngelantur ! Tapi memang berdasar, Amin dalam konteks ini memang mencari pembanding, sebagai acuhan dan tarjet.
Bermuara dari knalpot 3V3 produk ABRT. Dengan kontur hasil evolusi dari desain lama J, yang dilandaikan.
Termasuk sambungan leher knalpot ke bafel juga landai. Sedang, volume perut knalpot medium dikombinasi sekat sarangan minim.
"Gasingan bawah jadi "nge-jet" saat menyentuh power produktifnya.
Tapi, tantanganya gasingan menengah atas, Amin wajib menjaga turbulensi tetap padat.
Jawabanya, mediasi suplai 1 liter Pertamax dan 30 cc Maxima, dimodifikasi. Basic dari karbu OEM, silinder skep diremer 30 mm, berikut over size skep from steinless dan dipadu venturi 32 mm.
Diteruskan pemakaian double reed valve kompetisi, guna menaikan tingkat responsifnya suplai gas segar.
Bengisnya akselerasi berujung penggantian pegas kopling Daytona, dengan profil spiral lebih kenyal.
Kerenya silinder head dipinang jenis belimbing, beken disebut silinder head YZ 125 kode 18G.
Menganut perbandingan kompresi 7,6 : 1, atas pertimbangan endurance dan siasat over heat.
Detailnya, lebar squish 9 mm dan sudut 14 derajat.
Tinggi lubang transfer bertahan standar di 39,5 mm, permukaanya dibuat mulus, hingga di bagian lubang bilas.
"Jadwal dan siklus piston menutup lubang transfer, jadi normal dan tak ada istilah subsidi extra gas segar, "terang Amin.
Kecuali kontur lubang buang, membentuk oval. Lebarnya 41 mm dan tinggi 26,6 mm.
"Kontur lubang buang seperti ini diklaim lebih resik, menendang gas buang, "teori Amin.
Power produktif berada di gasingan bawah menengah. Berdasar dari pengaruh lubang buang itu pula, jeting diseting basah.
"Melalui pemakaian main jet 198 dan pilot jet 33,5, "terang Amin. enea/foto : RAT