Memang terasa senyap, andai saja Ponorogo tak ada H. David Surya Pratama, saudagar Brunei Darusalam yang lama malang melintang di dunia otomotif. Saat vakum kala H. David menekuni bisnisnya di Brunei Darusalam, Ponorogo tak pernah masuk di list kejuaraan road race, drag bike dan motocross, kalaupun ada tapi jarang. Terhitung di 2019 awal, H. David kembali tampil di dunia kompetisi, bedanya kali ini yang diikuti adalah motocross.
Tak lain, spesial untuk mengawal Satrio Bangun Putra Pratama, putra pertamanya untuk berlatih motocross di seputaran Maospati, Baron hingga Kraas, Kediri. Jadi, kalau ada pertanyaan rencana ingin laga di motocross ? belum pasti, sebab latihan motocross ini hanya sebatas pengembangan dari adventure.
“Kalau di adventure kemampuan special engine tak bisa diexplore maksimal rentang performa-nya, tapi ketika diujicoba untuk motocross, ternyata luar biasa, ”kata H. David yang mulai mengembangkan bisnis-nya pada lingkup real estate di Brunei Darusalam itu.
Rasa penasaran dan berfantasi dengan performa special engine, yang menjadi latar belakang putra saya pingin mencicipi sirkuit motocross. Kebetulan kolega bisnis yang ada di Maospati memiliki lahan yang dirombak jadi sirkuit skala novice. Untuk fase training lebih match, sebab disini cenderung dijadikan latihan dasar.
“Seperti proses mengumpan RPM, konsistensi menjaga speed dan sikap yang benar saat menghajar superbowl, single jump sampai melayani fast corner, ”tegas Rio sapaan putra H. David.

Untuk mempercepat proses adaptasi ini, saya sengaja mendatangkan mentor yang juga crosser aktif untuk memberi pelatihan ke Rio, terkait beradaptasi dan mengasah ilmu motocross. “Sejauh ini, selama proses training skill, adaptasi Rio berlangsung cukup singkat, kapasitas nyali juga boleh diadu, ”nilai H. David yang juga aktif laga di even adventure bahkan juga sering menggelarnya swadaya.
"Dan sampai sekarang tetap aktif training di MX Training yang dikelola Kisworo, di Kraas, Kediri, yang kadang saya mix dengan latihan swadaya bersama kolega Ponorogo di Magetan, "tambah dedengkot Reog Pajero Community, Ponorogo itu.
Sebab, secara bekal dan kemampuan fisik sudah pernah terlatih, saat aktif cross country dan semi down hills dengan MTB di seputaran Ponorogo. Selebihnya, akan saya sarankan untuk mengikuti program diet yang ideal, sesuai dengan kebutuhan postur seorang crosser.

Cuman, kalau masuk dan menggeluti lebih dalam dunia motocross, tetap saya pertimbangkan. Sebab, ketika meninjau penjenjangan, nggak memungkinkan memulai dari 65 cc, 85 cc, dengan postur yang begitu bongsor.
Jadi, kalaupun ingin laga di motocross, kemungkinan langsung ikut di kelas MX2 Junior B, menunggang YZ 250F “2018. “Dan ini masih tahap awal pengenalan, kemungkinan akan diawali berlaga di kelas sport trail lebih dulu sambil pemantapan, "nilai H. David.
Saya juga sudah melangsungkan pembicaraan dengan Bengbeng pemilik tim GTX asal Ngawi, yang juga teman lama. Rencana akan kita ajak gabung, atau sebaliknya saya yang merapat di tim milik Bengbeng. Harapanya, putra saya lebih cepat berasimilasi dengan dunia GTX maupun MX, dari sudut pandang dan penilaianya yang paling rasional.
"Di momen ini, juga turut disemangati oleh Kompol Roni Mustofa Wakapolres Ponorogo yang memang hobi motocross. Coba kita lihat kedepannya, misal komunitas adventure Ponorogo mau diajak up grade level ke motocross, tetap kita coba untuk mengakomodirnya, sebatas latber, "terang H. David. teks - foto : enea