Salah satu orang tua, merangkap mentor yang paling bersemangat, memberi support kepada putra putrinya yang berlaga di Mini Gp.
Dia adalah Firasta Bayu, pria berperawakan tinggi atletis sawo matang asal, Malang pemilik Firasta Bayu Racing Team 56 (FBRT), Malang.
Meskipun berada di kompetisi level Mini Gp, tapi tim dengan pembalap Miki Arkawira dan Starlight Sascha, yang juga anak kandung Bayu itu, dimenej professional dari sarana dan prasarana penunjangnya.
Menurut Bayu, pesan seperti itu yang harus bisa diimpelementasikan sejak dini, sebagai komitmen saat memasuki atmosfir racing.
Artinya, keprofesionalan tak hanya sebagai penunjang prestasi, tapi lebih penting lagi untuk menjadi pondasi menumbuhkan karakter dan mental sportifitas sejak dini.
Sebab, dari sini pula awal tumbuhnya logaritma pemikiran yang terplanning lebih rapi itu, akan muncul berkesinambungan. Dan seolah menjadi tradisi, yang menjadi latar belakang sebuah kesuksesan yang rasional.
Berikut hasil kutipan wawancara dengan Bayu yang juga pemilik PT. My Glass Tempered di segmen bisnis bidang glass processor ;
Apa sebenarnya misi bapak menurunkan kedua anak anda di balap Mini Gp ?
Untuk mengenalkan dan mengasah jiwa kompetisi, serta keberanian kepada anak sejak dini, serta memberi contoh kegiatan positif, sesuai keinginan dan minat anak. Kebetulan anak-anak saya setelah kenal Mini Gp, muncul passion dan obsesi.
Rencana bapak mengikuti Mini Gp ini, sifatnya sementara atau ada keseriusan hingga menghantar anak-anak ke puncak nasional ?
Saat ini saya masih melihat dan memantau akan keseriusan anak-anak saya, mencakup inisiatif berlatih fisik setiap hari, berlatih skill setiap minggu, serta keinginan mengikuti event Mini Gp, tanpa adanya paksaan.
Apabila anak-anak saya sangat serius dan memang ada minat, akan saya lanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan memasukan ke racing school. Saya dan istri saya Baby Fibriyanti memang sudah ada planning kesana.
Bagaimana pandangan bapak dengan mini gp, terkait pengaruh pertumbuhan anak anak ?
Dalam perjalanan 3 tahun mengikuti Mini Gp dan setelah ada keseriusan, saya menilai anak-anak saya lebih fokus beraktifitas, baik dalam keseharian maupun dalam kegiatan sekolah.
Selain itu juga lebih berani dalam memutuskan sesuatu yang baik buat dirinya, paling membanggakan lebih disiplin dalam keseharian.
Apa yang bapak tarjetkan kepada anak-anak bapak di mini gp ?
Anak menjadi paham sportifitas, merasakan kekalahan dalam sebuah kompetisi, sehingga mereka paham bahwa kemenangan atau keberhasilan membutuhkan usaha keras, sehingga anak belajar mempunyai target dalam sebuah tujuan.
Sampai dimana keseriusan bapak, dalam mengedukasi anak-anak soal nilai safety, terkait masih labilnya psikologi dan emosi anak-anak ?
Tetap ada steping yang harus saya lalui, istilahnya pondasi dan pengenalan-pengenalan. Kebetulan saat acara liburan di Singapore, Miki dan Sascha saya ajak belanja ke Racing World, sentralnya apparel, hingga perlengkapan balap kelas dunia.
Ada baner dan catalog perlengkapan balap dan foto pembalap dunia, yang menarik perhatian Miki dan Sascha, hingga terlontar pertanyaan apa ini apa itu.
Mereka langsung mengerti dan tanggap pentingnya perlengkapan balap, tanpa adanya penjelasan detail. Unsur edukasi yang sifatnya alami jadi mengalir ke emosi keduanya.
Kalau boleh tahu siapa instruktur balap kedua anak bapak ? Materi apa saja yang diajarkan ?
Saat ini untuk latihan skill Mini Gp, instrukturnya saya sendiri. Untuk materi latihan Mini Gp, cara start yang benar mengatur postur tubuh, pasang RPM ideal dan memprediksi racing line rival di samping, belakang maupun di depanya.
Selain itu cara rolling speed dan speed cornering. Dari sekian banyak materi pembinaan skill ini, late braking yang paling krusial dan terus berlatih.
Sebab, permasalahanya kompleks, harus in line ditunjang dengan fisik dan bahu yang kuat.
Untuk motor cc besar baru sebatas pengenalan apa itu selip kopling, trik mengumpan RPM tinggi, perbandingan bukaan handgrip dan kopling, sampai ke pengaruh output spednya.
Termasuk materi engine brake, shift up shift down. Kalau latihan dengan matic, sementara latihan pengenalan tipikal output speed mesin matic di straight dan late braking.
Kalau fisik siapa mentornya & Bagaimana pola pelatihan serta menu fisik yang pas untuk anak anak ?
Untuk mentor pengembangan fisik saya pribadi. Menu latihan fisiknya treadmill, setiap hari sepulang sekolah selama 1 jam.
Pada akhir pekan renang dan latihan beban tapi ringan, karena usia masih anak.
Khusus saya tekankan untuk pelatihan otot bahu, pergelangan tangan dan paha.
Sesekali juga saya ikutkan yoga, tapi masih belum sempurna, masih tahap pengenalan.
Rencana, saya tujukan untuk mempermudah pola pengaturan energy, kapan saatnya nahan dan memforsir, agar durability dan konsentrasi tetap terjaga baik.
Bagaimana dengan rencana tahapan mengikuti kompetisi road race hingga ke even bertaraf nasional ?
Saat ini, dengan melihat keseriusan ke dua anak saya baik yang cowok 7 tahun dan yang cewek 11 tahun, telah saya siapkan sarana untuk penjenjangan setelah Mini Gp.
Yaitu 1 motor Honda Sonic 150 dengan spesifikasi MP5 ECU standar dan 1 motor Lenka GP12, untuk anak saya yang cowok.
Dan buat anak saya yang perempuan, lebih saya proyeksikan untuk menunggang matic Honda Beat 116 cc pemula.
Sudah 3 bulan berlangsung aktif, sebagai tahap pengenalan setiap minggunya.
Untuk turun di even nasional sudah pasti, sebab secara kapasitas dan level persiapan, sejak di Mini Gp sudah mengacu ke taraf nasional.
Tinggal mempertajam skill, untuk lebih mendalaminya lagi, khusus motor cc besar akan saya serahkan ke racing school di Jogja.
Dengan tetap meninjau ulang, minat dan passionya di dunia balap saat mereka mulai beranjak dewasa.
Dan kemudian mempersiapkan kuda besi yang kompetitif. teks - foto : enea/dok FBRT
Bio Data
Nama : Miki
Tempat & tanggal lahir : 5 Januari 2012
Nama : Sascha 19 Oktober 2008
Sekolah : SDN LOWOKWARU 3, Malang