ATS Racing Team, Gresik : BERTRANSFORMASI MENJADI RACING SCHOOL

ATS Racing Team, Gresik. Tuner drag bike bertransformasi ke racing school, dengan rider M. Rizal & Fabrio Pratama. ATS Racing Team, Gresik. Tuner drag bike bertransformasi ke racing school, dengan rider M. Rizal & Fabrio Pratama.

Memang cukup beragam, perilaku atraktif para tuner saat terdampak masa pandemi. Salah satunya Sardex, begawan ATS Racing Team, dengan workshopnya di Sembung, Gresik.

Makin spesial, ATS Racing Team, saat ini turut disponsori CV. Karya Mandiri Pratama kontraktor yang berkecimpung di bidang tanah kavling dan pengembang perumahan. Selain itu juga ada “Leony Weding”, agency yang biasa menawarkan jasa pesta pernikahan.

ATS Racing Team, Gresik. Dengan cikal bakal workshop drag bike, dengan gacoan sport 2 tak & sport 4 tak herex.

 

Dari workshop racing Sardex bertransformasi menjadi racing school. Faktor kebetulan, sejak awal tahun 2020 sebelum pandemi, Sardex banting stir dari drag bike ke supermoto, dengan back up rider M. Rizal Tuek yang identik dengan nomer start #115.

Nama M. Rizal terklasifikasi status junior, sehingga cukup banyak tahap dan pemantapan yang wajib dilalui. Dan ketika masuk di masa pandemi dan libur balap seperti saat ini, Sardex sepakat dengan squad ATS Racing Team, untuk terus konsisten menajamkan skill.

Itu juga atas motivasi dan suport Mohamad Rizaldi Manager ATS Racing Team, Gresik, yang memang all out untuk tampil di supermoto.

Rizaldi sapaanya menganggap supermoto adalah sebuah kompetisi baru. Untuk menuai prestasi seharusnya peluang masih terbuka lebar. Sebab, terhitung tim kita dan tim rival, sama-sama memulainya.

Mohamad Rizaldi. Siap mensuport dengan kuda besi baru, demi mempopulerkan nama Sembung, Gresik.

 

“Asal, komitmen dan konsisten saya pastikan akan menuai hasil, ”cakap Rizaldi yang terobsesi untuk mengangkat nama Sembung, Gresik di kompetisi nasional.  

Memanfaatkan beberapa sirkuit permanen dan dadakan, yang kebetulan ramai dibanjiri rider-rider untuk latihan road race.

Sirkuit Kanjuruhan Kepanjen, GBT Surabaya dan Green Park Blitar biasa menjadi alternatif untuk berlatih.

Saya juga lagi mencari parameter korekan dan final seting speed KLX 150 terbaik. Artinya, kalau hanya latihan skill individu dan tak ada pembanding, pasti kesulitan.

Sebab itu, sirkuit sengaja berganti-ganti lokasi, dengan harapan ada sparing partner.

“Di satu sisi M. Rizal, soal gaya balap sudah maksimal, rear wheel steering mulai menguasai, hingga teknik mengumbar speednya, ”ulas Sardex.

Aksi M. Rizal. Makin menguasai handling supermoto berbasic KLX 150.

 

Hal demikian memang beralasan, sebab obsesi ATS Racing Team serta jajaran sponsor, menginginkan berlaga di seri Trial Game Asphalt.

Tensi kompetisinya saya yakin pasti lebih tinggi, juga bergengsi. Anggap saja sebagai ajang supremasi tertinggi kompetisi supermoto.

“Secara pride dan gengsi lebih dapat, juga membanggakan kalau bisa menembus 5 besar, ”semangat Sardex.

Aktifitas padat ATS Racing Team ini pula yang sukses menginfluenz Fabrio Pratama #112, ikut merapat dan latihan road race.

Hingga kuat melambungkan nama ATS Racing Team, tak lagi sebagai workshop drag bike, tapi telah berkembang menjadi sebuah racing school.

Orang Tua Fabrio. Mendukung sepenuhnya program regenerasi rider belia zona Sembung, Gresik.

 

Status Fabrio saat ini masih belia dan berlaga di novice. Bergabungnya Fabrio, juga sebagai momentum yang tepat, untuk melangsungkan regenerasi rider-rider debutan baru asal Gresik.

Salutnya lagi, orang tua Fabrio mendukung sepenuhnya saat mengikuti latihan balap. Untuk saat ini Fabrio memacu MX King 150, strategi yang terbilang ironis ketika dibandingkan dengan proses pembinaan rider road race di 6 tahun silam.

Gaya Fabrio Pratama. Saat training skill di sirkuit GBT, Surabaya.

 

"Sengaja basic kuda besi yang dipakai training skill, lebih agresif. Untuk pemantapan saya lebih melatih insting dan feeling, "bisik Sardex.

Artinya, dengan porsi power mesin 150 cc, kapan dan dimana untuk menentukan titik pengereman, berinovasi racing line karena speed yang liar, hingga pengenalan aerodinamika gaya balap yang paling nyaman, pasti lebih mudah improve.

Memang, untuk kontur setang kemudi, foot step dan jok, bolak balik mengalami rombakan, untuk mencari posisi yang nyaman.

Sejauh ini Fabrio, makin berani rebahan. Dari situ saja bisa disimpulkan, Fabrio mulai bisa berhitung dan menentukan racing line berbanding pencapaian speed. “Mungkin, pada fase ini akan saya tarjetkan hingga 1 tahun, sembari menunggu jadwal balap dimulai, ”yakin Sardex.   teks - foto : enea/ATS