Perhelatan Suryanation Motorland Drag Bike, Kediri, hasil garapan AE Indonesia minggu silam, tetap menjadi laga paling sengit plus terberat, bagi rider, tuner dan owner team.
Tak lagi bisa mengadopsi strategi dalam senyap, semua mudah terbongkar dan ditebak, terkait asal usul DNA mesin gacoan rider.
"Fakta demikian tersaji pada catatan waktu yang terpaut rapat, indikasi kalau Team Drag Bike Jatim saatnya Go Nasional, "puji Koh Gik sesepuh drag bike Jatim yang tenar dengan Satria R120 di era milenium.
Kini Koh Gik turun gunung, membawa panji AVR Racing AMS 60, setia diback up tuner Agung Unyil, dibawa kendali Ivan Prastya Managernya.
Dan diperkuat rider potensial, yaitu Alvan Cebonk, Deby dan Ilham Unyil.
Dengan menurunkan gacoan bebek 4 tak 130 cc, hasil karya kolaborasi Agung Unyil dan Ari V-Renz.
Berikut Sport Frame Standar 150 cc dan Sport 150 Tune Up, hasil research Agung Unyil.
Ada fenomena menarik dari tinjauan Koh Gik, saat mengikuti laga Suryanation Motorland Drag Bike 2022, silam.
Menurut Koh Gik, hadapi era milenial wajib fleksibel, apalagi bor tune saat ini tak lagi menjadi hal sakral saat tuner belia menjamahnya.
Metodhe research dan testcase, kalau saya memonitor juga berjalan makin rapi.
Asimilasi dan kombinasi korekan builder legend, kini tak lagi menjadi momok.
Tapi, kalau saya simpulkan, apakah basic kuda besi dan kelas yang dilombakan terlalu lama untuk berevolusi ?
"Atau fase dan algoritma up grade performa mesin sudah mentok, mendekati limit ?, "lontar Koh Gik.
Tesis demikian memang berdasar, ketika meninjau best time 7,6 detik frame standar sport 150 cc di tahun 2012.
"Baru di 10 tahun perjalanan, mampu mengukir 7,1 detik, "jelas Koh Gik.
Apakah kelas frame standar sport 150 cc, bisa diibaratkan sebagai kelas para raja ?
Nggak juga, sebab peluang 10 tahun amat pantas menjadi fase tahap pembelajaran, penyempurnaan dan pematangan.
Momen krusial seperti ini, layaknya disikapi dengan refresh kelas, estafet kelas primadona.
Kalau mengaca pada road race, memang berat di awal, seperti campaign kelas Fuel injection di 2014.
Memang menghadirkan pro kontra, tapi dibaliknya, justru ada hikmah dan berkah luar biasa.
"Banyak jawara baru, podium jadi silih berganti, tuner maupun builder tak segan ngecharge ilmu, "timpal Ivan Prasta.
Bahkan mantan crosser MX2 itu, juga menambahkan, "bahwa status rider pemula maupun senior saat ini hampir sama berkelasnya.
Kendati hasil seting speed, mampu torehkan best time di 7,9 detik untuk bebek 4 tak 130 cc, 7,1 detik di sport 150 cc frame standar dan 6,9 detik untuk sport 150 cc tune up, tetap harus waspada, "tegas Ivan Prasta.
Saya terus memonitor result, di setiap kejuaraan drag bike, hingga kapasitas level rider yang bertarung.
Untuk mencari siapa yang menjadi spesialisnya, disitu akan saya masuki untuk bertarung.
Jadi, saya tanamkan kepada seluruh squad AVR Racing AMS 60, agar tak sekedar berpartisipasi, cuman sekedar ikut saja.
Minimal harus bisa kembali mengukir sejarah dan optimis harus bisa, "terang Koh Gik membakar semangat. skg