Kepekaan Yudi Kucing mekanik kawak yang lama tampil di dunia grasstrack memang jeli membaca peluang, untuk tetap popular di kompetisi dengan genre kuda besi jangkung. Setelah grasstrack, Yudi juga sempat intens berlaga di road race, mengawa tim asal Maluku.
Sekarang eksistensi mekanik dengan workshop di Jl. Raya Ponorogo – Magetan (Depan Pondok Pesantren Nurul Qolbi) itu, kembali tertantang di kompetisi Trial Game Asphalt (TGA) 2019. Sejak aktif berlaga supermoto di 2019, Yudi mulai menemukan tantangan baru.
Keahlian untuk memadukan basic kuda besi road race dan grasstrack, dikaji hingga berlangsung pada sesi test case. Best performa mulai didapat, sejak awal berlaga di Trial Game Asphalt 2019.

Hanya saja formasi pembalap Yudi menyebutnya masih tahap adaptasi dan audisi. Hal demikian memang wajar, ketika meninjau bengisnya kompetisi TGA 2019. Apalagi pembalap yang kita pakai juga baru mengikuti TGA 2019.
Dan telah menjadi awal yang baik, ketika Icun Orlando pembalap yang membela Tahu W Racing Jombang Sri Bintang ini mampu berada di 5 besar. “Bukan berarti performa kuda besi kita kalah dengan jawara di sport trail 175 cc, tetap bisa fight, hanya saja masih tahap adaptasi, ”beber Yudi.
Fakta demikian juga ditunjukan setelah kuda besi dengan spesifikasi 175 cc mampu fight di kelas sport trail 250 cc. Memang dari prasarana penunjangnya cukup berbobot, seperti knalpot Cream Pie yang didesign by order, suspensi hasil setingan ADD dan bearing daleman crankcase full kompetisi.
Untuk porting, desain camshaft, gigi rasio, balancing as kruk, sampai komponen fast moving keseluruhan kita data yang terbaik selama mengikuti kompetisi grasstrack. “Logikanya ketika dipakai di on road macam even TGA ini, seharusnya lebih bertaji, ”analisa Yudi.
Kabarnya di kompetisi TGA 2020 tarjet tim akan berlangsung ke pembuktian, sesuai dengan obsesi Nurul Setyawan sebagai pemilik tim Tahu W Racing Jombang Sri Bintang, yang ingin menjadi tim sebagai penguasa podium.
Sebab, secara formasi menyeluruh tim kita sudah komplit, demikian dengan jam terbangnya. “Dan sebenarnya obsesi saya ini tak terlalu muluk, memang kalau amati performa Yudi pantas menghantarkan kuda besinya menjadi champion, ”yakin Yudi saat mengutip statetment Nurul Setyawan.

Di sisi lain, tim Tahu W Racing Jombang Sri Bintang juga diperkuat oleh pembalap kawak era 96, yakni Irfan Adi Kusumo yang berlaga di kelas Master Executive. Kali ini Irfan juga menjadi jawara di kelas yang diikuti, setelah menunggang kuda besi terbarunya Husqvarna FS 450 cc versi 2020 yang umurnya masih 1,2 jam.
Ngerinya, kondisi mesin dan ECU Husqvarna FS 450 cc pacuan Irfan masih didominasi OEM. “Hanya saja tapak kaki berganti Metzeler tipe Race Tech, spesial untuk mengawal saat kondisi hujan, ”tunjuk Yudi. teks - foto : enea