Yamaha MX 135LC “2013, Surabaya : MAKIN TERLIHAT MUSTIKANYA

Sodikun RAT Motorsport, Sidoarjo. Mengapresiasi MX 135LC sebagai basic 4 tak yang sensasional.  Sodikun RAT Motorsport, Sidoarjo. Mengapresiasi MX 135LC sebagai basic 4 tak yang sensasional.

Bebek satu ini baru tersaji mustikanya, disaat penerusnya berganti Fuel injection. Hal demikian diakui oleh Sodikun Mekanik RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo, yang cukup diuntungkan saat up grade performa mesin MX 135LC.

Salah satunya, konfigurasi mesin tegak, memungkinkan flow gas segar jadi lebih meningkat drastis, usai disempurnakan.

“Begitu juga center of gravity, mesin tegak tingkat gravitasi lebih baik. Menunjang kestabilan traksi saat berakselerasi, maupun dipacu di top speed, ”ulas Sodik sapaanya.

Kali ini, up grade kapasitas mesin menjadi menu wajib, melalui penggantian blok silinder dan piston produk XTR. Angka ideal, untuk harian dan touring, serta pertimbangan endurance, diameter piston memakai 62 mm.  

Blok Silinder & Piston. Diback up XTR.

 

Sebagai pendukungnya, big end turut digeser hingga mampu mengakumulasi kapasitas mesin 175 cc.

Kompartemen silinder head, masih mempertahankan katup 19 mm (in) dan 17 mm (ex). Tapi, desain camshaft, secara total mengalami perubahan. 

Untuk timing buka tutupnya, cam in open di 20 derajat dan close di 51. Sebaliknya, cam ex open di 48 derajat dan close di 24 derajat.

Dengan pencapaian lift cam ex di 7,50 mm dan lift cam in 7,56 mm. Bahkan, untuk mempermudah pengaturan buka tutup katup, driven gear camshaft Sodikun memakai produk XTR.

Rombakan Camshaft RAT Motorsport. Meratakan power di setiap perpindahan gigi transmisi.

 

Rubahan ini yang sukses meratakan performa gigi rasio di setiap perpindahan makin licin dan responsif.

Sisi lain, porting in dan ex silinder head, Sodik mengadopsi perhitungan 86 persen, dari ukuran aslinya. Itu artinya, diameter in - ex menjadi 25 mm.

Knalpot. Memakai Cream Pie, sesuai kebutuhan mesin.

 

“Diameter porting ini juga berdasar dari besaran up grade kapasitas mesin, ”urai Sodik yang setia mengaplikasi CDI OEM bawaan pabrik.

Kalkulasinya jelas, untuk pemakaian harian dan touring, peak power hampir tak pernah tersentuh. “Kurva pengapian CDI bawaan pabrik, sudah optimal melayani kebutuhan mesin saat kapasitas mesin meningkat, ”teori Sodik yang meminang knalpot Cream Pie. 

Karbu. Mengadopsi tipe PE 28 mm.

 

Terkecuali karbu, memang wajib subtitusi dari tipe PE 28 mm. Torsi dan HP sempurna, setelah diseting melalui pemakaian main jet 135 dan pilot jet 48.

Untuk performa akselerasi dan speed, dilayani perbandingan final gear 13-38. Konsekuensinya, kampas dan pegas kopling berganti kompetisi.   teks - foto : enea