Paling sering didengar tawaran mekanik ke pasien, seperti ini, “lanyah atau span ? Biasa terdengar saat penggantian piston berlangsung atau masa over size. Masa seperti ini konsumen selalu memilih span atau lebih rapat, ukuran clearance diameter piston dan liner.
"Dengan alasan, colteran span tenaga lebih gahar, sebab liner makin rapat mendekap ring piston, selain itu juga awet selama penggantian oli mesin benar, ”buka Swega dari RAT Motosoport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Ingat, untuk mendapat hasil span yang bagus, saat diukur dengan micrometer, diameter dari garis horizontal dan vertikalnya harus sama. Sebab, biasanya horizontal nol, tapi di sisi vertikalnya selisih 0,01 - 0,03 mm.
Kalau sampai terjadi rawan merusak ring piston, sebab lebih mudah terkikis hanya di dua sisi bagian liner yang menunjuk diameter paling kecil. Ausnya ring piston jadi nggak rata. “Problem seperti ini memang sering terjadi, seiring lamanya pemakaian mesin colter, “ingat Swega.
Maka, saat proses memoles usai dicolter, coba lebih diseriusi. “Kalau saya pakai trik menguranginya 0,05 mm. Misalkan kebutuhan colter hingga 63,5 mm, berarti (63,5 mm - 0,05 mm), ”saran Swega.
Batas akhir colter adalah 63,45 mm, kemudian tinggal meneruskan dengan proses poles.
Diameter yang dihasilkan polesan jadi rata, serta didapat ukuran span lebih rata. “Berlaku pada konsep colteran motor yang biasa dipakai touring, yang membutuhkan durability komponen lebih tinggi, ”yakin Swega. teks - foto : enea