Dibatalkanya kelas supermoto 180 cc open dan OMR CRF di kejurprov road race seri enam ini diindikasi makin banyaknya even yang menyusut jumlah quota rider supermoto, salah satunya final trial game dirt Nganjuk yang digelar (11-12/10/2019). Alasan lain juga disebabkan terlalu dekatnya dengan jadwal trial game asphalt, yang rencana dihelat pada (18-19/10/2019) di Kanjuruhan, Kepanjen.
Lebih mendalam lagi, diketahui bersama, rider supermoto yang berlaga belakangan ini hasil transformasi dari tracker dan crosser yang terpikat popularitas supermoto. Belum lagi even supermoto yang kian atraktif bentuk kemasan evenya, baik even tunggal maupun eksebisi.
Dinamika jadwal even supermoto ini pula yang tegas perlu ditinjau ulang, agar tak sampai dibatalkan dengan alasan peserta tak memenuhi quota. Kalaupun sampai dibatalkan, lebih bijak saat kelas yang dibatalkan tadi tetap dijalankan, terlepas dari nominal angpau yang akan diberikan.
Hal ini erat terkorelasi pada tanggung jawab laporan tim terhadap sponsor. “Apalagi, sarana dan prasarana akomodasi tim balap juga melampui sebagian proses dan bajet, ”lontar Deni Pete Manager tim Honda MPM Tomy Salim 75 Satemoge RC3 Tambenk Crew, Surabaya.
Dan kalau memang terjadi pembatalan, seperti kelas supermoto 180 cc open dan OMR CRF, minimal berikan apresiasi berupa point tambahan, meskipun tak penuh seperti saat telah dijalankan. “Sebab, niat kedatangan dan kepedulian tim yang layak diperhatikan, terkait tanggapan dan harapan mengikuti even kejurprov road race Jatim 2019, ”urai Deni yang menjadi jawara di kelas supermoto 180 cc pemula open itu.
Pernyataan bernuansa bijak turut disampaikan Deni. Layaknya club otomotif dan promotor yang biasa menyelenggarakan even road race duduk bersama, melakukan konsolidasi hingga lintas provinsi.
Untuk mencari mufakat, dalam pembagian kelas, menyiasati soal quota. Misalkan, di Jatim yang lagi krisis seeded, kelasnya kemungkinan akan bisa berjalan, saat digabung dengan di even Jateng. Dengan begitu, quota rider yang berlaga di kelas seeded terjaga sesuai prosedur.
Sebaliknya, bagi rider Jateng yang biasa minim quota kemungkinan bisa digabungkan di kelas yang ada di even Jatim, seperti kelas supermoto. Memang dalam sosialisasinya kemungkinan ada dampak positif dan negatif. “Terkait dengan pelimpahan kelas yang ada point-nya, bisa dibicarakan lebih lanjut, untuk mencari jalan tengah, ”kata Deni.
“Tapi, seiring dengan derasnya perkembangan dan makin variatifnya even bergengsi skala nasional, sudah saatnya penyelenggara dan promotor daerah untuk merger, mempertahankan bahkan memajukan even road race skala daerah tetap bergengsi, ”terang Deni yang berusaha menawarkan jalan keluar soal quota rider. teks - foto : enea