Persis dengan prediksi autonine, even kali ini super meriah. Bukan soal cari dan beradu popularitas pada kemasan, memang fakta dan terbukti nyata perhatian yang diberikan oleh Made Raji Mahendra pemilik brand furniture dan spring bed Aline ternama itu, bisa diklaim menjadi proyek percontohan kejuaraan open drag bike yang sehat.
“Even spektakuler ini juga rangkaian dari menyambut kelahiran anak saya yang ke-empat, dari hasil USG kemungkinan laki-laki, ”buka Raji sapaan pengusaha yang memiliki base camp di Raya Karang Widoro 88, Tidar Atas, Malang.
Tampilnya Raji sapaan akrab penyelenggara drag bike kali ini, juga banyak mendapat atensi dari tim- tim drag bike yang berlaga. Terutama soal quota yang tak lagi menjadi perdebatan. Sebab, meskipun quota minim, tapi nominal angpau tak dipotong. Gebrakan ide gila seperti ini juga atas input dari tim lapis bawah yang sering kali mengelukan soal ini.
Wajar ketika tim privater kembali hidup. Ini yang kita mau, apalagi momen hari sabtu seperti ini bertepatan dengan jadwal kongkow komunitas motor roda dua. Kesempatan tim privater lokal yang dibela rider lokal jadi terbuka lebar, saling adu kepiawaian mengumpan rpm tinggi saat beradu memangkas singkat reaction time.
Belum lagi soal akumulasi hadiah yang fantastis, kali ini diberlakukan untuk mengunci juara umum, bagi rider pendulang point terbanyak di kelas utama. Dan diberlakukan dengan dua kategori, senior dan pemula. Dengan demikian, selain mendapat angpau regular dari setiap kelas, juga ada tambahan dari total point.
Wajar, ketika rider-rider yang berlaga di Giri Palma Drag Bike Openchampionsip 2019 yang memperebutkan piala bupati, dijubeli hampir 500 starter, wow Amazing. Maka pantas, dinobatkan even drag bike dengan peserta terbanyak sepanjang 2019. Istimewanya lagi, tiket paddock terjual hingga 1500. Sekelas kolega dan spectator serasa tak berat, ketika masuk paddock di even paling bergengsi untuk memberi motivasi tim kebanggaanya.
Tampak juga tuner papan atas asal Jogja, yang sering menciptakan kuda besi dengan catatan waktu fantastis. Seperti tuner Kemo Sanjaya asal Jogja, yang tenar dengan sport 2 tak rangka standar dan tune up. Kemo bangga di Jatim, ada sosok yang tampil membawa perubahan. Seperti ini even drag bike yang sebenarnya, ada apresiasi, untuk memacu gengsi.
Dari gengsi optimis dan yakin akan membawa perubahan pada level kompetisinya. Rider kian terseleksi, termasuk tuner yang tampil. “Sementara tim-tim yang tergerus dengan catatan waktu yang relatif lebih lambat, saya pastikan juga akan beradaptasi menghadapi perubahan, ”tegas Kemo yang kali ini lagi sesi final tuning kuda besi milik tim Aben Jakarta dan Joyo Madiun.
Raji juga menurunkan 6 kuda besi di kelas yang berbeda. Bahkan Raji tampak dengan sport 2 tak 155 cc tune up terbaru memakai frame aftermarket, berbahan almu olahan. Untuk mesin kabarnya hasil garapan salah satu mekanik Jogja.
Giri Palma Racing Team, Malang yang dikelola Raji diperkuat rider-rider ternama Jatim, seperti Jhendra Peking, Ade Mrongky, Rico Bochel, Shanto dan Erwin Sredex. Saya pribadi ingin tampil menjadi regulator, mengimbangi tim papan atas yang kebetulan merapat. “Satu sisi, sengaja saya ciptakan untuk sarana pembanding skill, hingga sebagai ruang komunikasi antar mekanik, ”urai Raji.
SUPER FFA (DB6) AKAN KEMBALI DISOSIALISASI DI JATIM
Kelas yang paling dinanti semua mekanik dan rider Jatim. Wajar, untuk kelas yang satu ini terbilang jarang digelar, kecuali di even-even nasional. Super FFA bagi saya diferensiasi, layak menjadi nilai jual, itu ketika ditinjau dari bahasa marketing.
“Dari kerangka even sendiri, Super FFA sudah saatnya digelar, sebagai fase penjenjangan mekanik atau builder mesin underground yang belum mendapat tempat di even drag bike resmi, ”tegas Raji. Disini, mereka diharapkan bisa memulai menitih karier baru, menjadi petarung di kelas teratas.
Bisa dimengerti kalau di Jatim, sosialisasinya kurang, sehingga terkesan belum familiar. Tapi, di next even akan kita buka dua kategori terbagi pembalap dan non pembalap. “Dan pada point ini kemungkinan yang akan kita push terus sebagai trade mark even drag bike Giri Palma,”yakin Raji. teks - foto : enea
HASIL JUARA
DB1
1.Diky GA 8.042
2.Galih Dwi 8.053
3.Ubed 8.076
4.Adi Ucil 8.089
5.Jhon AP 8.089
DB2
1.Diky GA 7.253
2.Ade Mrongky 7.262
3.Febri Sapri 7.266
4.Ubed 7.291
5.Davi Mini 7.303
DB3
1.Adi S Tuyul 7.203
2.Arif Tijil 7.349
3.Wildan Kecil 7.351
4.Davi Mini 7.353
5.Asep Robot 7.359
DB4
1.Alvan Cebonk 7.609
2.Adi Ucil 7.626
3.Jhendra Peking 7.681
4.Jhon AP 7.692
5.Wildan Kecil 7.722
DB5
1.Jhon Ap 7.073
2.Wildan Kecil 7.079
3.Adi S Tuyul 7.080
4.Jhendra Peking 7.109
5.Ade Mrongky 7.154
DB6
1.Jhendra Peking 6.925
2.Erwin Sredek 6.942
3.Alvan Cebonk 6.946
4.Asep Robot 6.975
5.Diky GA 6.992
Bebek 2 tak standar 116 cc pemula open
1.Febri Sapri 8.433
2.Widy AR 8.446
3.Raka Komang 8.518
4.Reynal Rey 8.558
5.Arya Saputra 8.587
Bebek 2 tak standar 116 cc
1.Ivan Bangun 8.379
2.Erwin Sredek 8.393
3.Arif Tijil 8.436
4.Arya Saputra 8.574
5.Adit Coco 8.574
Bebek 4 tak tune up 130 cc pemula open
1.Febri Sapri 8.125
2.Raka Komang 8.129
3.Arya Saputra 8.136
4.Widy AR 8.149
5.Imam Kenzi 8.160
Bebek 4 tak standar 155 cc pemula open
1.Aryo Gansir 8.392
2.Wily Sandi 8.467
3.Santy MS 8.580
4.Febri Sapri 8.634
5.Widy AR 8.638
Bebek 4 tak tune up 200 cc pemula open
1.Widy AR 7.206
2.Raka Komang 7.218
3.Krisna Lena 7.283
4.Soleh Yahombe 7.369
5.Febri Sapri 7.381
Sport 2 tak tune up rangka standar 155 cc pemula open
1.Arya Saputra 7.338
2.Febri Sapri 7.359
3.Andri Contreng 7.399
4.Raka Komang 7.459
5.Jeny Usman 7.525
Bebek 4 tak standar 155 cc
1.Adi S Tuyul 8.313
2.Adit Coco 8.370
3.Diky GA 8.397
4.Adi Ucil 8.406
5.Deby AP 8.475
Sport 4 tak 200 cc non DOHC (Honda)
1.Jhendra Peking 8.030
2.Arif Tijil 8.133
3.Davi Mini 8.200
4.Adi S Tuyul 8.282
5.Erwin Sredek 8.317
Sport 2 tak rangka standar 155 cc (ban FDR)
1.Deby AP 7.468
2.Raka Komang 7.484
3.Rony Caplin 7.542
4.Adi S Tuyul 7.546
5.Rico Bochel 7.620
Campuran 2 tak 130 cc - 2 tak 140 cc & sport 2 tak 155 cc rangka standar
1.Adi S Tuyul 7.215
2.Erwin Sredek 7.296
3.Asep Robot 7.316
4.Davi Mini 7.363
5.Galih Dwi 7.382
FFA 4 tak tune up non DOHC
1.Adit Coco 7.161
2.Wildan Kecil 7.201
3.Raka Komang 7.218
4.Ivan Bangun 7.225
5.Arif Tijil 7.341
Bebek 2 tak standar 116 cc karsidenan Malang
1.Widy AR 8.496
2.Soleh Yahombe 8.513
3.Arif Acil 8.631
4.Yongky AW 8.660
5.Rasyid 8.846
Bebek 4 tak standar 155 cc karsidenan Malang
1.Yongki AW 8.621
2.Danis Honda 8.655
3.Krisna Yoga 8.675
4.Adit Cilik 8.693
5.Widy AR 8.722
Bebek 4 tak tune up 200 cc karsidenan Malang
1.Widy AR 7.355
2.Willy Sandi 7.389
3.Soleh Yahombe 7.497
4.Sidin Suneo 7.649
5.Iqbal Bawazir 7.652
Sport 2 tak rangka standar 155 cc lokal Malang
1.Arif Acil 7.505
2.Willy Sandi 7.562
3.Soleh Yahombe 7.662
4.Aris Conks 7.888
5.Evan Bekring 7.975
Bracket 7,5 detik
1.Ade Mrongky 7.551
2.Arya Saputra 7.571
3.Asep Robot 7.625
4.Alvan Cebonk 7.631
5.Iqbal Bawazir 7.694
Bracket 8 detik
1.Kurniawan 8.068
2.Deby AP 8.117
3.Chaka Bolo 8.127
4.Soleh Yahombe 8.139
5.Richo Bocel 8.162
Bracket 9 detik
1.Chaka Bolo 9.021
2.Gonye Kecil 9.039
3.Krisna Yoga 9.046
4.Bagas Kancil 9.070
5.Ali Cetet 9.077